Mengatasi Kendala KBM Lewat Peningkatan Kompetensi Guru PJOK Jenjang SMP

img

POSKOTAKALTIMNEWS, KUKAR : Untuk mengatasi kendala dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) menggelar peningkatan kompetensi guru jenjang SMP untuk Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK),  di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Selasa (25/6/2024).

 

Kepala Disdikbud Kukar Tauhid Afrilian Noor melalui Kabid Kurikulum Pengembangan Bahasa dan Sastra, Perizinan Pendidikan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan Joko Sampurno mengatakan, kegiatan itu diikuti oleh 150 guru SMP Negeri dan Swasta se Kukar. Peningkatan kompetensi itu bagian dari meningkatkan prifesionalisme guru mata pelajaran PJOK.

 

Kemudian, menyamakan persepsi baik dari perencanaan pembelajaran, evaluasi hingga memberikan solusi.

 

"Pendidikan jasmani ini tidak hanya melatih fisik, tetapi juga non fisik terkait dengan mendukung pola hidup sehat dari sisi konsumsi," kata Joko Sampurno pada Poskotakaltimnews.

 

Pola hidup sehat itu selaras dengan program pemerintah daerah yaitu gerakan masyarakat sehat (germas). Germas itu bisa dicapai salah satunya melalui guru PJOK, guru harus dapat menanamkan terkait hidup pola sehat.

 

Melalui peningkatan kompetensi itu, pihaknya berpesan kepada para guru yang mengikuti kegiatan itu, untuk dapat menerapkan ilmunya dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat mewujudkan SDM berkualitas dan membentuk peserta didik bahwa PJOK harus menjadi budaya dalam kehidupan.

 

"Kami berharap, mereka dapat mengikuti dengan serius kegiatan tersebut. Sehingga ilmu yang didapat bisa berbagi dengan guru yang lainnya yang belum memiliki kesempatan mengikuti kegiatan ini," harapnya.

 

Salah satu Guru SMP N 3 Loa Kulu Suhesti menyebutkan, kegiatan ini dinilai dapat menambah pengalaman karena sebagai tempat, untuk bertukar pendapat dan mencarikan solusi terhadap suatu permasalahan.

 

"Kegiatan ini bisa menambah pengetahuan, sehingga nantinya bisa diparektekan ke dalam proses pembelajaran," sebut Suhesti.

 

Sementara kendala yang dialami dalam proses pembelajaran khususnya PJOK tak terlalu berarti, hanya saja sarana dan prasarana penunjang seperti lapangan yang belum disemenisasi. Sehingga ketika terjadi hujan kegiatan PJOK eksternal tak bisa dilakukan.

"Kami berharap, kegiatan semacam ini bisa terus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan," pungkasnya. (adv/riz)