Perumda Batiwakkal Akan Lakukan Penyesuaian Tarif Air, Ini Alasannya
POSKOTAKALTIMNEWS,
BERAU : Direktur
Perumda Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman, mengungkapkan bahwa pihaknya akan
melakukan penyesuaian tarif air akibat kenaikan harga bahan-bahan pendukung
distribusi.
Kenaikan tarif ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk lonjakan harga bahan material yang berdampak signifikan terhadap biaya operasional.
Saipul menjelaskan bahwa pada tahun
2011, Perumda Air Minum Batiwakkal mengeluarkan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar
per tahun untuk biaya listrik.
Namun, sejak Januari hingga Juli
tahun ini, pengeluaran untuk kebutuhan operasional telah mencapai Rp 6,5
miliar, dan diperkirakan akan mencapai Rp 13 miliar hingga akhir tahun. Biaya
bahan kimia juga mengalami lonjakan, dari Rp 2,5 miliar pada tahun lalu menjadi
potensi Rp 10 miliar pada akhir tahun ini.
Saipul menegaskan bahwa urgensi
penyesuaian tarif ini juga terkait dengan peraturan perundang-undangan. Perumda
Air Minum Batiwakkal telah menerima teguran dari Pemerintah Provinsi sebanyak
tiga kali untuk segera melakukan penyesuaian tarif. Seluruh Direktur PDAM di
Kalimantan Timur juga telah dipanggil untuk membahas hal ini, dan hanya PDAM
Berau yang belum melakukan penyesuaian.
"Bahwa semua skenario
penyesuaian tarif sudah dipertimbangkan. Jika tidak ada kenaikan tarif, kami
sudah menyiapkan skenario tersebut. Namun, jika tarif naik, kami juga sudah
menyiapkan skenario tersebut. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan perusahaan,” ungkap Saipul, Selasa (30/7/2024).
Saipul juga mengklarifikasi bahwa
pihaknya telah melakukan efisiensi, dengan harga pokok produksi yang hanya
berkisar antara Rp 4.900 hingga Rp 5.000 per kubik. Sebagai perbandingan, harga
pokok produksi di Kutai Timur (Kutim) mencapai Rp 8.800 hingga Rp 9.000 per
kubik.
“Masalahnya bukan pada efisiensi kami, tetapi pada kenyataan bahwa belum ada penyesuaian tarif sejak 2011,” tambahnya.
Dengan demikian, Perumda Air Minum
Batiwakkal berupaya untuk memastikan bahwa penyesuaian tarif yang akan
diterapkan dapat memenuhi kebutuhan operasional sambil tetap memperhatikan
kemampuan dan kesejahteraan masyarakat. (Sep/Nad)