Kreativitas Seniman tak Pernah Berhenti

img

Wakil Gubernur Hadi Mulyadi saat memberikan selamat kepada  Adji Achmad Dick Belly yang menerima penghargaan.

POSKOTAKALTIMNEWS.COM, SAMARINDA- Penghargaan yang diberikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim pada kalangan pemerhati dan pelaku pendidikan, perlu di apresiasi, meskipun para penerima anugerah pendidikan dan kebudayaan tidak mengharapkan. Mereka bekerja dan berkarya karena jiwa dan semangat mereka tak lepas dari rasa cinta mereka terhadap pendidikan dan kebudayaan itu sendiri.

Ungkapan di atas dikemukakan Aji Achmad Dick Belly salah satu penerima anugerah pelestari adat istiadat yang telah berusia 82 tahun, usai menerima penghargaan Kaltim Education Award 2022 yang dihelat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim di Grand Ball Room Hotel Senyiur Samarinda Selasa (15/11).

Diakui Adji Achmad Dick Belly, persoalan adat istiadat yang ada di Indonesia sangat beragam dan penuh warna. Namun perbedaan itu hendaknya tifak membuat perpecahan, justru sebagai pengikat atad warna-warni budaya yang ada di Indonesia.

"Adat istiadat Kutai Kartanegara cukup beragam dan ini harus diperhatikan dan dilestarikan, karena kalau tidak, akan punah dan hilang," ucap Adji Achmad Dick Belly yang sudah berusia 82 tahun, usai menerima penghargaan.

Ditekankan Adji Achmad yang juga merupakan salah satu tokoh Kesultanan Kutai Kartanegara, hendaknya pekerja dan pelaku seni terus bekerja dan berkreasi menjaga dan menciptakan ragam budaya seni, tanpa kenal lelah.

"Seni hidup sepanjang masa. Jangan berhenti dalam mencipta, karena seni mampu membawa masyarakat dalam tatanan kehidupan yang lembut dan penuh welas asih," ungkapnya.

Perjuangan Adji Achmad Dick Bally dalam melestarikan adat istiadat budaya Kutai Kartanegara, bisa dijadikan cermin bagi generasi muda Kaltim.

Di samping Adji Achmad Dick Bally, beberapa seniman dan pemerhati budaya juga menerima penghargaan, diantaranya Hamdani (pelopor dan kreator teater), M Sabir (Pelestari tutur lisan), Herman Salam (kategori sastra) M Hatta ( Kategori Tari Daerah), Sabri (pelestari permainan daerah) yang berasal dari Kabupaten Paser, sedangkan dari Kabupaten Mahakam Ulu; diwakilu Laurensius Ding Lie ( Kreator Senirupa) dan Heronimus (kreator musik daerah) dan Abizar dari Kabupaten Berau berhasil menyabet penghargaan untuk Duta Budaya.

Menurut M Sabir yang menyabet penghargaan pelopor sastra lisan, merasa bahagia dan terharu atas perhatian yang diberikan pihak Dikbud Kaltim ke pekerja seni di Kaltim.

"Saya terharu dengan adanya penghargaan ini. Saya berkarya ke seluruh wilayah Kaltim, karena dorongan jiwa dan perjalanan saya itu merupakan proses kreatif dalam kesenian," ungkap Sabir.

Sementara itu Herman Ashari Salam, menilai bahwa upaya penghargaan ini merupakan rasa kepedulian pemerintah terhadap kiprah pekerja seni atau seniman yang ada dan penghargaan itu patut dibanggakan.

Sedangkan tim penilai terdiri dari ahli-ahli yang berkompeten, seperti Syafrudin Pernyata, Muslimin, Zainal Dharma Abidib, Ajie Komara dan Darma Sudara.

Yang menarik dari penghargaan tersebut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim juga memberikan penghargaan kepada Pengusaha Kaltim, Yos Soetomo yang dinilai sangat peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan di Kaltim. Bukti kepedulian Yos Sutomo dengan dibangunnya pendidikan di Samarinda dan juga tempat kelahirannya Desa Senyiur di Kutai Kartanegara. Sedangkan untuk perusahaan, PT Buma yang beroperasi di Berau juga menyabet penghargaan untuk kategori perusahaan yang peduli atas pendidikan di Kaltim dan Berau khususnya.(hsn)