BPBD Berau Gelar Rakor Antisipasi Karhutla
POSKOTAKALTIMNEWS.COM,
TANJUNG REDEB-
Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau menggelar Rapat
Koordinasi (Rakor) dengan mengangkat tema "antisipasi Karhutla dan upaya
peningkatan Dalkarhutla di Kabupaten Berau tahun 2022", bertempat di Ruang
Sangalaki Sekretariat Daerah Kabupaten Berau (8/7/22).
Pelaksanaan rapat tersebut berdasarkan
intruksi Presiden RI No.3 tahun 2022 dan 2020 tentang peningkatan
penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Kahutla), dengan dihadiri Bupati
Berau Sri Juniarsih, Kepala BPBD Berau Thamrin, Direktorat Pengendalian
Kahutla, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Seluruh OPD terkait
dilingkungan Kabupaten Berau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Berau Thamrin, menuturkan, tujuan dilaksanakannya rakor ini yaitu untuk
menyatukan persepsi dan sinergitas antara stakeholder yang ada dikabupaten
Berau dan mengantisipasi dan pengendalian bencana Kahutla, baik pemerintah,
TNI, Polri, dunia usaha swasta, maupun masyarakat.
Dikatakannya, berdasarkan informasi dari
BMKG, sebenarnya musim kemarau sudah berlangsung sejak bulan Juli dan
diperkirakan sampai bulan Oktober. Namun sifatnya khusus di kabupaten Berau
musim kemarau ini masih kemarau basah.
"Perkiraan kemungkinan besar musim
kemarau kering dikabupaten Berau akan terjadi ditahun 2023. Oleh karena itu
perlu kita waspadai terhadap kejadian Kahutla yang akan terjadi dikabupaten
Berau ditahun 2023", katanya.
Sementara itu, Bupati Berau Sri Juniarsih,
dalam sambutannya, mengatakan, berdasarkan intruksi tersebut, sebagai forum
yang sangat penting dan strategis yang dimaksudkan agar dapat membangun
sinergitas antar pihak terkait, dalam upaya pengendalian Kahutla, dimana untuk
mengoptimalkan fungsi BPBD sebagai koordinator dalam penanggulangan Kahutla
diwilayah kabupaten Berau.
Diungkapkannya, provinsi Kalimantan Timur
(Kaltim) merupakan salah satu provinsi yang masuk dalam provinsi rawan kahutla.
Masuknya provinsi Kaltim dalam verifikasi rawan ini berdasarkan sejarah panjang
kejadian kahutla yang berbatasan dengan negara tetangga yakni Malaysia dan
Brunai Darussalam.
Berdasarkan informasi resmi dari BMKG, untuk
tahun 2022 diperkirakan bulan Agustus kita akan menghadapi puncak musim
kemarau. Dimana musim kemarau ini adalah musim yang sangat berpotensi
menyebabkan terjadinya Kahutla.
"Harus kita antisipasi bersama-sama,
yang mana kita memiliki pedoman penanggulangan kahutla sebagaimana yang telah
disampaikan Presiden RI dalam Rakornas pengendalian kahutla tahun 2021",
tuturnya.
Bupati mengatakan, menindaklanjuti arahan
dari Presiden RI, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Berau telah melakukan
sejumlah langkah dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan
lahan. Seperti; mengalokasikan penganggaran melalui BPBD untuk kegiatan
pencegahan maupun penanganan kahutla, melakukan koordinasi mulai dari tingkat
pusat hingga pemerintah kampung, melakukan antisipasi dini terhadap potensi
kahutla melalui sosialisasi penyuluhan, kroscek pada setiap titik api,
menyiapkan sarana dan prasarana pengendalian kahutla, membentuk kelembagaan
ditingkat kampung dengan membentuk relawan masyarakat peduli api dan melakukan
pembinaan serta edukasi.
"Atas nama pemkab Berau, tetap
senantiasa menyerukan pada semua pihak terkait untuk senantiasa menjalin
sinergi dan kolaborasi aktif dalam rangka pencegahan dan pengendalian
kahutla", ucapnya.
Untuk itu, dirinya mengajak semua seluruh
pihak dan segenap lapisan masyarakat untuk dapat saling bahu-membahu mencegah
kahutla didaerah kabupaten Berau ini. “Dan saya berharap kahutla dapat kita
cegah sedini mungkin dan kabupaten Berau dapat terbebas dari marabahaya bencana
kahutla. Upaya preventif lebih baik dari pada kuratif, mencegah lebih baik dari
pada mengobati", pungkasnya.(sep)