DLH Provinsi Monitoring Evaluasi Reklamasi dan Revegetasi Tambang PT Berau Coal, Anwar Sanusi: Profesional dan Bisa Dijadikan Contoh
POSKOTAKALTIMNEWS,
BERAU : Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Timur melakukan kunjungan kerja
lapangan ke perusahaan pertambangan batubara PT Berau Coal dalam rangka
monitoring dan evaluasi kegiatan reklamasi dan revegetasi pada Juni lalu.
Kunjungan kerja ini dipimpin
langsung oleh Kepala DLH Kaltim, Anwar Sanusi, beserta jajarannya didampingi Kepala
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau, Mustakim
Suharjana.
Dalam kunjungan kerja ini, Kepala
DLH Kaltim disambut oleh Pjs Kepala Teknik Tambang PT Berau Coal, Jimmi Idris
dan jajaran manajemen lainnya. Kunjungan lapangan dilakukan di site operasional
perusahaan untuk melihat aktivitas penambangan dan pengelolaan lingkungan yang
dilakukan oleh PT Berau Coal serta area pasca tambang yaitu area tambang yang
telah selesai kemudian dilakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi.
Febriwiadi Djali, General Manager
System Compliance and Environment PT Berau Coal menyampaikan bahwa perusahaan
memiliki komitmen kuat dalam pengelolaan lingkungan pada aktivitas penambangan
yang dilakukan oleh perusahaan.
Menurutnya, sebagai perusahaan
tambang batubara yang berkontribusi dalam mendukung ketersediaan energi, PT
Berau Coal menjalankan pengelolaan lingkungan di site operasionalnya.
“Kita berupaya meminimalkan dampak
operasi dan melakukan pengelolaan serta pemantauan lingkungan secara berkala
sehingga dapat memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Sebagai
perusahaan berizin dan memiliki komitmen dalam mewujudkan green mining, kami
berupaya untuk melakukan perbaikan dan improvement agar dapat melebihi
standar-standar baik yang telah ditetapkan,” ujar Djali.
Djali juga menyampaikan kepada
pihak DLH Kaltim terkait dengan area PT Berau Coal yang telah selesai ditambang
(area pasca tambang). Selain itu, Ia pun menjelaskan bahwa bukaan tambang yang
ada, merupakan area operasi yang masih aktif, dan secara bersamaan dilakukan
reklamasi dan revegetasi pada area-area yang telah mencapai desain akhir bukaan
tambang.
Salah satu area reklamasi dan
revegetasi di PT Berau Coal dinamakan Kawasan Pengembangan Masa Depan atau
sering disebut "Kembang Mapan" berada di site Binungan. Ini merupakan
area tambang yang telah selesai dan dilakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi
sehingga saat ini menjadi area pascatambang yang terintegrasi dari peternakan,
perikanan, area konservasi, dan olahraga.
“Area pascatambang Kembang Mapan
merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk mengembalikan lahan bekas
tambang. Lahan bekas tambang tersebut saat ini telah menjadi ekosistem baru
yang bermanfaat secara lingkungan, ekonomi dan sosial di area tersebut,” jelas
Djali.
Kepala DLH Kaltim pun memberikan
tanggapan atas pengelolaan lingkungan hingga kegiatan reklamasi dan revegetasi
yang dilakukan oleh PT Berau Coal. Anwar melihat manajemen tanah pucuk (top
soil) yang baik telah dilakukan oleh perusahaan agar nantinya tanah pucuk
tersebut dapat kembali digunakan untuk penanaman kembali, karena tanah pucuk
merupakan tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi dan menjadi bagian
penting dalam proses reklamasi dan revegetasi.
“Jadi yang selama ini masyarakat
berasumsi kurang bagus, kita bisa lihat sendiri bahwa ketika awal mulai
penambangan top soilnya tidak dibuang begitu saja, melainkan ditempatkan di
tempat penyimpanan soil (stock soil). Di sana ada istilahnya bank top soil yang
kelihatan cokelat itu ada di sana. Ketika mereka memulai penambangan, tidak
dibuang begitu saja, melainkan juga tanah-tanah yang ditambang juga ditaruh di
sekitar area tambang yang ketika nanti sudah selesai dikembalikan,” ujar Anwar.
Anwar melihat area reklamasi yang
ada di site operasi PT Berau Coal. Keanekaragaman hayati yang cukup baik dari
area lahan bekas tambang yang telah dipulihkan oleh perusahaan.
"Kanan kirinya cukup hijau,
pohon-pohonnya sudah tinggi semua, bahkan ada diameternya ada 30 cm lebih. Dan
inilah perusahaan sekali lagi menjadi contoh dan patut ditiru peduli terhadap
lingkungan sekitarnya. Ragam hayati ada di sini ini bisa cek kalau mau ke
dalam. Ini pohon khas Kalimantan, meranti, kemudian tadi pohon ulin dan pohon
lain yang asli Kalimantan," jelasnya.
Anwar juga menjelaskan bahwa ada
area tambang yang akan menjadi void. Ketika lubang bukaan tambang menjadi void,
ada pemanfaatan yang dapat dilakukan untuk area tersebut, bisa jadi wisata air,
bisa menjadi sumber pengairan untuk perkebunan dan pertanian ke depannya.
Bahkan, Ia bercerita PT Berau Coal sedang melakukan pilot project agar air void
dapat langsung diminum dengan pemrosesan tertentu. Pada kunjungan tersebut,
Kepala DLHK Kaltim itu pun langsung mencoba minum air yang telah diproses dari
void.
"Saya sudah membuktikan
meminum air void yang sudah diproses, diolah oleh water treatment, airnya
segar. Bibit ikan juga dipijahkan oleh perusahaan di air yang dulunya bekas
tambang atau void, kemudian dari hasil pemijahan benih ikan tersebut akan
disebar ke seluruh void bekas tambang".
Menurutnya tidak tepat kalau
berasumsi perusahaan tidak melakukan reklamasi, karena ia telah melihat upaya
yang telah dilakukan perusahaan dalam pemulihan lingkungan. “Mereka menambang
sekaligus mereklamasi. Contohnya di sana itu sudah mulai hijau dan di sana ada
hasil tambang. Jadi berkesinambungan, menambang, berikut juga dan mereklamasi.
Jadi sekali lagi jangan berasumsi negatif, inilah yang dilakukan Berau Coal
sangat profesional. Dampak lingkungannya ke depan sangat positif sekali,”
jelasnya Anwar
Anwar mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PT Berau Coal dalam menjaga dan melestarikan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dirinya berharap perusahaan lain juga dapat melakukan hal yang sama.
“Terima kasih Berau Coal, luar biasa, sudah
membuktikan diri bahwa tidak hanya sekedar mencari hasil tambang, akan tetapi
lingkungan juga tetap dijaga. Saya berharap tidak hanya Berau Coal, tetapi
perusahaan lain dapat meniru, inilah yang sudah dilakukan PT Berau Coal secara
profesional memelihara lingkungan,” katanya. (Sep)