Debat Kedua Pilkada Kukar: Strategi Atasi Tambang Ilegal dan Komitmen Paslon untuk Masa Depan Daerah
(Debat kedua calon Bupati dan calon Wakil Bupati Pilkada Kukar 2024/pic:ist(liveKompastv)
POSKOTAKALTIMNEWS,KUKAR
: Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) calon Bupati dan calon Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) 2024
berlangsung di Studio Kompas TV, Jakarta, pada Selasa (19/11/2024) malam.
Debat dengan moderator Adisty Larasari
mengusung tema"Mewujudkan Kutai Kartanegara yang Tangguh Melalui Tata
Kelola Pemerintahan, Transformasi Digital, dan Pelestarian Lingkungan".
Tiga pasangan calon (paslon) yaitu Paslon
Nomor 1 Drs. Edi Damansyah, M.Si. dan H. Rendi Solihin, S.E. Paslon Nomor 2
Awang Yacob Lukman. Dan Paslon Nomor Dendi Suryadi, S.H., M.H. dan Alif
Turhadi.
Dalam debat ini saling beradu gagasan untuk
meyakinkan masyarakat Kukar dalam menentukan pilihan mereka.
Ketua KPU Kukar Rudi Gunawan menekankan
pentingnya debat ini sebagai sarana sosialisasi dan informasi bagi masyarakat
Kukar dalam memilih pemimpin yang tepat pada Pilkada serentak 2024.
Rudi Gunawan juga menyampaikan debat kedua ini
menjadi panggung kesempatan bagi tiga paslon tersebut untuk memaparkan dan
lebih meyakinkan masyarakat Kukar terkait visi, misi, dan strategi mereka dalam
memimpin Kukar lima tahun ke depan.
Sama seperti debat pertama, pada debat ini
berbagai isu krusial diangkat, mulai dari tata kelola pemerintahan yang bersih,
pelanggaran Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), transformasi digital,
hingga solusi kemiskinan dan pembangunan daerah.
Pada segmen penyampain visi-misi. Paslon nomor
1 Edi-Rendi menyampaikan kehadiranya dengan visi besar Kutai Kartanegara Idaman
Terbaik.
“Kami hadir dengan sebuah visi untuk
mewujudkan pondasi pusat panga, pariwisata dan industri hijau yang maju
sejahtera dan bekelanjutan. ” ungkap Edi Damansyah.
Dilanjutkan dengan paslon nomor 2 AYL-AZA dengan
visi misinya yang bertaglane Seputih Hati yang dilaksankan dengan pondasi
pentas strategi baik, benar dan bersih.
“Kami akan menjembatani dengan menggunakan platfrom, tranformasi digital sebagai jembatan teknologi informasi dengan menggunakan rekayasa kecerdasan dalam merevitalisasi hasil tata kelola pemerintahan baik benar dan bersih.” ujar AYL.
Pada kesempatan yang sama paslon nomor 3
Dendi-Alif yang juga menyampaikan visi misinya yakni hadir dengan membawa tekad
untuk membawa perubahan nyata demi terciptanya tata kelola pemerintahan yang
transparan, adil dan inklusif.
“Tata kelola pemerintahan tidak hanya tentang
menjalankan administrasi tapi bagaiamana kita mampu menghadirkan pelayanan
publik yang cepat, akuntabel dan efisien melalui transformasi digital.” pungkas Alif .
Menariknya salah satu isu utama yang disoroti
pada debat ini yaitu tekait isu tambang ilegal yang mendominasi Kukar.
Dari pertanyaan yang disampaikan oleh
moderator mengungkapkan data dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan
Timur yang menunjukkan bahwa hingga tahun 2024, terdapat 168 kasus tambang
ilegal di provinsi Kaltim, dengan 111 atau 66% di antaranya terjadi di Kukar.
Tambang ilegal tidak hanya merugikan
pemerintah dari segi pendapatan daerah tetapi juga mengakibatkan kerusakan
lingkungan, konflik sosial, dan dampak kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Menanggapi isu krusial ini. Ketiga pasangan
calon (paslon) saling memaparkan strategi masing-masing untuk mengatasi masalah
ini, dengan pendekatan yang bervariasi.
Paslon nomor 1 menyampaikan pentingnya
penegakan bukum berkelanjutan dan moordinasi antar lembaga. Pasangan petahana,
Edi Damansyah dan Rendi Solihin, menegaskan komitmen mereka untuk terus bekerja
sama dengan penegak hukum dalam menindak tambang ilegal.
Mereka mengakui bahwa selama masa kepemimpinan
mereka, berbagai langkah telah dilakukan, meskipun kewenangan pengelolaan
tambang telah dialihkan ke pemerintah pusat dan provinsi sejak 2019.
“Kami terus mendorong optimalisasi untuk
bersama-sama menegakkannya bersama penegak hukum,” ujar Edi.
Ia juga menekankan bahwa saat kewenangan
tambang masih berada di tingkat kabupaten, tambang ilegal bisa ditekan hingga
tidak ada sama sekali. Namun, pasca pengalihan kewenangan, kasus-kasus tambang
ilegal semakin sulit dikendalikan.
Edi menilai, meskipun pengelolaan perizinan
bukan lagi di bawah pemerintah kabupaten, pemimpin daerah tetap harus memiliki
peran aktif melalui koordinasi lintas instansi.
“Tambang ilegal adalah urusan bersama. Kami
akan memperkuat komunikasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk menangani
masalah ini secara sistematis,” tambahnya.
Lebih lanjut, merespon isu permasalahan
tersebut paslon nomor 2 terbentuknya Gugus Tugas dan pendekatan multidimensi.
Pasangan Awang Yacoub Luthman dan Akhmad Jaiz (AYL-AZA) menawarkan solusi
berbasis pembentukan gugus tugas khusus yang melibatkan berbagai elemen
masyarakat.
Gugus tugas ini diharapkan menjadi alat yang efektif untuk mendeteksi, melaporkan, dan menindak tambang ilegal.
“Masalah ini membutuhkan kerja sama semua
pihak, dari penegak hukum, tokoh agama, hingga pemuda. Gugus tugas ini akan
bekerja independen dan tegas dalam menindak pelanggaran,” ujar AYL.
AYL menambahkan bahwa tambang ilegal kerap
melibatkan oknum tertentu yang berpengaruh, sehingga perlu ada komitmen kuat
untuk menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
“Jika gugus tugas ini nanti membuat keputusan,
harus ditegakkan sekuat mungkin. Siapapun yang mencoba mengubah atau
mengintervensi, akan kami lawan,” tegasnya.
Selain itu, mereka menekankan perlunya edukasi
kepada masyarakat untuk memahami dampak buruk tambang ilegal, baik terhadap
lingkungan maupun kesejahteraan jangka panjang.
Sementara itu dalam memandang isu tambang
ilegal ini paslon nomor 3 menekankan perlunya regulasi, edukasi, dan
partisipasi publik. Pasangan Dendi Suryadi dan Alif Turiadi menyebut bahwa
pendekatan regulasi yang jelas dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi kunci
utama dalam menangani tambang ilegal.
Mereka menggarisbawahi pentingnya pelibatan
masyarakat secara aktif, baik sebagai pengawas maupun pelapor, untuk mendukung
penegakan hukum.
“Kami akan memperkuat sosialisasi regulasi
tambang kepada masyarakat, sehingga mereka tidak hanya memahami hukum, tetapi
juga berpartisipasi dalam pengawasan. Pemerintah daerah harus berperan aktif
dalam melibatkan seluruh pihak,” kata Dendi.
Closing
Statement Debat Pilkada Kukar: Paslon Sampaikan Komitmen Akhir untuk Masa Depan
Daerah
Disesi closing statment ketiga paslon
memberikan penegasan tentang visi, misi, dan komitmen mereka untuk masa depan
Kukar, yang menjadi ajang terakhir untuk meyakinkan masyarakat sebelum hari
pemilihan.
Calon Wakil Bupati Rendi Solihin dari pasangan
petahana Edi Damansyah dan Rendi Solihin menegaskan bahwa mereka berdua akan
terus melanjutkan perjuangan yang telah mereka jalani selama 3,5 tahun
terakhir.
“Kami berkomitmen untuk mewakafkan diri kami
demi menyelesaikan perjuangan yang telah kami mulai. Kami percaya Kukar bisa
lebih maju dengan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan pembangunan yang
berkelanjutan,” ungkap Rendi.
Sementara itu Pasangan Awang Yacoub Luthman
dan Akhmad Jaiz (AYL-AZA) menyampaikan penutup dengan semangat dan komitmen
yang tinggi. Dalam pernyataannya, Awang Yacoub Luthman menekankan pentingnya
hubungan antara pemimpin dan masyarakat yang berbasis pada nilai-nilai
mulia.
“Kami, AYL-AZA, meletakkan diri dan
mengikatkan diri dengan ikatan kemuliaan. Kami ingin Kukar maju, Kukar berjaya,
Kukar sejahtera,” tandas AYL dengan penuh semangat.
Mereka berjanji untuk membawa Kukar menjadi
kabupaten yang unggul di berbagai bidang, termasuk ekonomi, lingkungan, dan
tata kelola pemerintahan.
Dilanjutkan oleh paslon nomor 3. Pasangan
Dendi Suryadi dan Alif Turiadi menutup sesi dengan penegasan tentang keyakinan
mereka terhadap potensi besar yang dimiliki oleh Kukar. Calon Wakil Bupati Alif
Turiadi menyampaikan komitmen mereka untuk memberantas korupsi dan memastikan
setiap kebijakan berpihak kepada masyarakat.
“Kami percaya Kukar memiliki potensi besar
untuk maju. Kami berkomitmen untuk menghapus korupsi dan memastikan setiap
kebijakan yang kami buat sepenuhnya berpihak kepada masyarakat,” ujar
Alif.
Dengan menekankan transparansi dan
akuntabilitas, mereka berkomitmen untuk menciptakan pemerintahan yang bersih
dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Closing statement dari ketiga paslon ini
menandai akhir dari debat yang sarat dengan gagasan, komitmen, dan visi besar
untuk Kabupaten Kukar. Kini, masyarakat Kukar dihadapkan pada pilihan penting
untuk menentukan siapa pemimpin yang paling layak membawa daerah ini menuju
masa depan yang lebih cerah. (adv/tan)