Hendrikus Keling Siap Sampaikan Aspirasi Warga ke Pemerintah,Terkait Lahan Permukiman Bagi Warga Pendatang

img

Ketua Komisi III DPRD Mahulu, Hendrikus Keling.(foto : dok.poskota kaltim)

 

MAHAKAM ULU – Angggota DPRD merupakan wakil rakyat, memang harus dan wajib merakyat.

Begitulah yang dilakukan oleh Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Hendrikus Keling.

Dia adalah salah satu tokoh muda di kabupaten termuda di Provinsi Kalimantan Timur, yang berbatasan langsung dengan Negara Bahagian Serawak, Malaysia Timur.

Hendrikus Keling adalah salah satu politikus Mahulu yang sudah dua kali dalam dua periode pemilu berhasil merebut hati masyarakat, untuk menduduki kursi parlemen Mahulu.

Dia  bersahaja, memiliki kepeduliaan besar kepada masyarakat Mahulu.

Dalam blusukannya belum lama ini ketengah masyarakat, Hendrikus Keling bertatap muka langsung dengan warga, dan mendengarkan langsung aspirasi masyarakat Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun.

“Saya langsung bertemu dengan masyarakat. Yaitu warga pendatang, sejumlah etnis di Ujoh Bilang, ibukota Mahulu, awal pekan tadi,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (19/11/2020) di Ujoh Bilang.

“Ada keluh-kesah masyarakat yang menyangkut dengan masa depan mereka warga pendatang di Mahulu. Karena belum memiliki lahan untuk lokasi permukiman,” urai Keling.

Hendrikus Keling mengatakan, warga Mahulu asal etnis pendatang yaitu etnis Jawa dan Timor dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Meminta solusi kepada DPRD Mahulu, terkait keberadaan mereka yang belum memiliki lahan tempat tinggal.

“Aspirasi warga itu saya tampung dan akan saya sampaikan kepada Pemkab Mahulu. Mungkin solusinya kedepan Pemkab akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak, untuk menyiapkan lahan,” urainya.

“Mungkin pula berkoordinasi dengan Pemprov Kaltim atau pemprov tempat asal mereka. Karena warga pendatang khususnya dari Jawa dan Timor Leste sudah puluhan tahun berdomisili di Mahulu. Tetapi belum ada pemukiman,” tambah Hendrikus Keling.

Pesan penting dari Hendrikus Keling selain lahan untuk permukiman warga pendatang di Mahulu, juga agar warga pendatang membentuk paguyuban.

“Kalau ada paguyuban atau organisasi khusus etnis pendatang, akan mudah jika ada hal penting didalam entis di suatu daerah,” tuturnya.

Keluhan Lainnya Juga Disampaikan Warga Kepada Hendrikus Keling

Dalam tatap muka itu, warga Ujoh Bilang juga menyampaikan sejumlah keluhan lainnya. Diantaranya fasilitas penerangan listrik dan jalan yang sangat dibutuhkan masyarakat.

“Masyarakat berharap kedepan kesejahteraan semakin dikuatkan. Meskipun selama ini pembangunan kemasyarakatan oleh Pemkab Mahulu sudah cukup maju,” urai Keling.

Hendrikus Keling juga mengungkapkan, selama 4 tahun terakhir pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemkab Mahulu, sangat besar pengaruhnya. Khususnya perkembangan 50 kampung pada 5 kecamatan se-Mahulu.

“Utama berkat program Anggaran Dana Kampung (ADK) dari APBD Kabupaten Mahulu, dan Anggaran Dana Desa (ADD) dari pemerintah pusat,” jelasnya.

Hendrikus Keling menjelaskan, berkaitan dengan pembangunan infrastruktur jalan darat  penghubung Kabupaten Kutai Barat (Kubar)  dengan Kabupaten Mahulu, terus berlanjut.

“Itu memang dilakukan setiap tahun oleh pemerintah. Bahkan sudah dilaksanakan multiyears,” bebernya.

Untuk pembangunan akses darat dari Kubar ke Mahulu serta sebaliknya terus dilakukan setiap tahun. Juga  dari Mahulu pada 2020 ini, dari Kampung Ujoh Bilang ke kawasan hilir sepanjang 15 Kilo Meter (KM).

“Bahkan dengan pengaspalan badan jalan yang akan dikerjakan oleh Pemkab Mahulu,” terangnya.

Hendrikus Keling membeberkan, diperkirakan  hingga 2024 mendatang seluruh fasilitas infrastruktur pembagunan jalan penghubung  antara Mahulu-Kubar akan rampung.

“Semoga pandemi Covid-19 segera hilang. Agar seluruh pembangunan proyek akses darat Mahulu-Kubar berjalan lancar dan selesai dengan baik,” pungkasnya.(jor/ran)