M Sabir: Dongeng Titik Utama Pendidikan Anak

img

M Sabir tokoh seni Kaltim.yang mendapat penghargaan dari Dikbud Kaltim sebagai tokoh seni tutur lisan.

POSKOTAKALTIMNEWS.COM, SAMARINDA- perjalanan yang hingga kini telah menginjak 43 tahun berkiprah di dunia seni, utamanya seni teater, M Sabir masih terus eksis, bahkan di 22 tahun terakhir ini, Sabir yang lahir di Pare-Pare Sulawesi Selatan 17 Desember 1965, berkutat secara aktif di dunia dongeng.

Sepertinya Sabir mengerti dan menyimak secara jeli, tentang pendidikan anak harus jadi titik utama dalam budi pekerti, sifat gotong royong, rasa welas asih terhadap makhluk ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi ini.

Sabir tahu bahwa melalui dongeng yang cakupannya beragam dan bisa membuat senang anak-anak serta melambungkan pikiran anak dalam berimajinasi, membuka cakrawala anak dalam berfikir, serta sebagai media penyampai atau sebagai komunikasi yang dapat menyampaikan pesan moral.

"Melalui dongeng itulah saya mencoba untuk mengingatkan akan  generasi mendatang, bisa menerapkan hidup kehidupan sehari-hari dengan penuh rasa keadilan dan  kekeluargaan," kata Sabir di  Taman Budaya Samarinda, (28/11) di sela-sela latihan pementasan  "Geger" yang akan tampil  3 Desember 2022 mendatang di Pendopo ISI Solo.

Kiprah M.Sabir dalam kesenian yang panjang tersebut, membuat Dinas Pendidikan Kaltim, menganugerahkan penghargaan sebagai tokoh seni tutur lisan Kaltim.

Penghargaan Dinas Dikbud Kaltim, disambut haru oleh Sabir, sebab dalam kiprahnya di dunia seni, tidaklah mengharapkan sesuatu.

"Sebagai pekerja seni, yang penting adalah berkarya dan karya itu harus bisa membawa manfaat bagi semua orang dan saat ini saya bertumpu pada dongeng, karena melalui dongeng saya percaya, bahwa dongeng adalah cara mendidik yang utama dalam menghasilkan manusia yang unggul, berbudi, berakhlak mulia dan selalu ingat akan Tuhan Sang Pencipta," papar Sabir.

Perjalanan Sabir dalam dunia kesenian sangat panjang dan beragam, dalam dirinya selalu bergolak jiwa untul terus belajar dan belajar, sehingga Sabir tak ragu untuk melanglang ke Pekanbaru, Padang, Palangkaraya, Banjarmasin dan daerah Jawa.  Keinginan besar untuk terus belajar itu, adalah modal utama Sabir dalam berkarya, sehingga dalam setiap dongeng yang akan tampil, media yang digunakan Sabir cukup beragam, kertas koran, kardus, bahkan panci bekas serta alat-alat lainnya yang dianggap orang tidak lagi bermanfaat; di tangan Sabir akan menjadi sesuatu yang menarik dan berharga.

Proses kreatif Sabir yang mengenal seni teater di tahun 1980 bergabung di Teater Suluh pimpinan H Syamsul Khaidir almarhum, menjadi titik tolak hidup kehidupan Sabir dan dalam kesenian itu Sabir mendapatkan tambatan hati.

Dalam mendongeng untuk mengenalkan arti kehidupan bagi anak- anak, Sabir tak kenal lelah, seantero kabupaten dan kota yang ada di Kaltim pernah dijajakinya. Dengan motor kesayanganny itu Sabir menembus sunyinya  malam, jalanan yang rusak, hujan dan panas dengan ceria. Sabir tak pernah berfikir saat perjalanan akan menemui rintangan, seperti ban bocor di tengah jalan, atau kerusakan yang dialami motornya. Semuanya itu bagi Sabir adalah bagian dari kehidupan.

"Semua resiko itu adalah berkah Allah dan kita tidak bisa mengelak. Resiko itu haruslah saya terima dalam kondisi apapun. Karena bagi saya Dongeng sudah seperti panggilan jiwa dan itu harus saya syukuri," ungkap Sabir sambil tertawa berderai.

Diakui Sabir, selama berkiprah dalam seni teater, berbagai pentas pernah dijalaninya, berbagai naskah karya tokoh-tokoh teater Indonesia seperti Putu Wijaya pernah dimainkannya serta juga naskah karya tokoh teater Kaltim Drs H Hamdani seperti "Ngayau, Tuha dan yang terakhir ini adalah naskah "Geger" yang akan pentas di Solo.

Di samping memainkan naskah pengarang lai , Sabir dalam pentas dongeng menampilkan cerita seperti Asal Usul Samarinda, Sahabat Etam si Burung Enggang, Batu Menangis, Melawan Ralsasa, Tangisan Terakhir Sang Pesut Mahakam dan lain sebagainya. Bahkan dalam perjalanan seninya itu Sabir juga menyutradarai naskah Misran, Ulaq Cinta, Surat untuk Vico, Lupa Tanggal Lahir, Galuh, Jangan Rampas Hak Kami dan yang lainnya yang kesemuany itu merupaka  buah pikirannya sebagai seorang pekerja seni.  Sabir adalah sosok yang fenomenal, Sabir terus berkarya, tak kenal waktu dan ruang, baginya seni adalah jiwanya, hidupnya.(hoesin kh)