Bupati Sri Resmikan Balai Adat Palencau Apui, Langkah Besar dalam Pelestarian Budaya Lokal
POSKOTAKALTIMNEWS,
BERAU : Setelah
melalui proses pembangunan yang panjang sejak tahun 2020, Balai Adat Palencau
Apui di Kampung Tepian Buah akhirnya diresmikan oleh Bupati Berau, Sri
Juniarsih, pada Selasa siang (9/7/2024). Peresmian ini disambut dengan antusias
masyarakat setempat yang telah lama menantikan fasilitas budaya tersebut.
Pembangunan Balai Adat Palencau
Apui merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Berau dalam mendukung
dan melestarikan kebudayaan lokal. Proses pembangunan dimulai pada tahun 2020
dengan anggaran awal sebesar Rp500 juta.
Dana tersebut merupakan hibah dari
Pemkab Berau yang diberikan berdasarkan proposal yang diajukan oleh pengurus
Kampung Tepian Buah. Pada tahun 2022, pembangunan balai adat ini kembali
mendapatkan suntikan dana sebesar Rp500 juta. Namun, pada tahun 2023, tidak ada
pengajuan anggaran sehingga proyek ini terhenti sementara.
Baru pada tahun 2024, pembangunan
dilanjutkan dengan anggaran tambahan sebesar kurang lebih Rp1 miliar. Total
anggaran yang digunakan untuk pembangunan Balai Adat Palencau Apui ini mencapai
sekitar Rp2 miliar.
Bupati Berau, Sri Juniarsih,
menegaskan bahwa Pemkab Berau memiliki perhatian besar terhadap aspek
kebudayaan. Salah satu wujud perhatian tersebut adalah melalui pembangunan
program kawasan pusat seni budaya. Program ini mencakup revitalisasi bangunan
bersejarah, keraton, makam bersejarah, dan pembangunan balai adat.
"Balai adat ini diharapkan
dapat memberikan manfaat besar dalam pelaksanaan dan pembinaan kebudayaan bagi
masyarakat. Kami juga memberikan dukungan moral dan material kepada para
penyelenggara kegiatan budaya," ujar Sri Juniarsih.
Dengan diresmikannya Balai Adat
Palencau Apui, diharapkan fasilitas ini dapat menjadi pusat kegiatan budaya dan
tempat berkumpulnya masyarakat untuk melestarikan serta mengembangkan
kebudayaan lokal. Balai adat ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan
seperti upacara adat, pertemuan masyarakat, pelatihan seni, dan acara
kebudayaan lainnya.
"Kami berharap balai adat ini
dapat menjadi sarana yang efektif untuk membina dan melestarikan kebudayaan
kita. Dengan adanya balai adat ini, generasi muda dapat belajar dan memahami
nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh leluhur kita," tambah Sri
Juniarsih.
Sebagai kepala daerah, Sri Juniarsih selalu berupaya untuk hadir langsung dalam berbagai acara kebudayaan di Kabupaten Berau. Menurutnya, kehadiran langsung ini merupakan wujud dukungan nyata terhadap eksistensi budaya dan upaya promosi kebudayaan agar semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat.
"Kehadiran saya dalam
acara-acara kebudayaan merupakan bentuk dukungan terhadap keberlangsungan
budaya kita. Kami ingin memastikan bahwa kebudayaan lokal tetap hidup dan
berkembang di tengah arus modernisasi," Tutup Sri Juniarsih.
(Sep/Nad/Advetorial)