Disperindag Kukar Menilai Pedagang BBM Eceran Miliki Resiko Tinggi

img

POSKOTAKALTIMNEWS, KUKAR : Keberadaan pom mini (penjual BBM eceran) dinilai sangat beresiko tinggi atau membahayakan, baik bagi penjual maupun masyarakat sekitar. Selian itu penjual BBM eceran tak memiliki ijin usaha secara resmi, hanya berjualan mencari sedikit keuntungan.

 

Menurut Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar Sayid Fhatullah, secara aturan tidak diperboleh menjual belikan BBM, kecuali dari SPBU langsung.

 

"Jadi resiko berniaga seperti itu ditanggung sendiri," kata Sayid Fhatullah pada Poskotakaltimnews, Selasa (14/5/2024).

 

Namun dalam hal ini pihaknya tidak melarang atau memperbolehkan berniaga BBM eceran. Yang diperbolehkan berniaga BBM bagi yang telah mengantongi izin dari pertamina seperti Pertashop.

 

Sementara itu salah satu pedagang BBM eceran di Tenggarong Bahar menyebutkan, seharusnya ada kebijakan dari pemerintah terkait penjualan BBM bagi pelaku usaha kecil. Sebab tujuan dari menjual BBM eceran selain mencari keuntungan, juga membantu masyarakat agar mudah mendapatkan BBM.

 

"Kadang masyarakat tak mau sulit yang harus antri di SPBU, maka dari itu masyarakat langsung membeli BBM eceran. Dan juga tengah malam banyak masyarakat mencari BMM, tapi SPBU telah tutup, ini sangat membantu," sebut Bahar.

 

Menjual BBM eceran, ia juga paham dengan resikonya. Maka dari itu telah disediakan alat perlindungan kebakaran (Apar), dan menghimbau kepada pembeli untuk mentaati larangan terkait bahaya BBM.

 

"Semenjak saya berjualan BBM sudah antisipasi dengan menyediakan Apar, dan menghimbau kepada pembeli untuk tidak merokok maupun lainnya," tuturnya.

 

Terpisah, salah satu pembeli BBM eceran Nita menilai penjualan BBM eceran sangat membantu dalam mempersingkat waktu. Bagi pengendara yang terburu buru pastinya jarang ada yang mau untuk mengantri di SPBU.

"Kalau saya jarang mengisi BBM di SPBU karena antriannya cukup panjang dan kalau malam hari ketika kehabisan minyak pastinya SPBU sudah tutup. Maka dari itu saya lebih memilih mengisi BBM eceran, meskipun selisih harganya tak jauh karena masih dinilai wajar," ungkap Nita. (adv/riz)