Pertamina Hulu Mahakam Luncurkan Tiga Proyek Baru, Targetkan Produksi Migas Berkelanjutan
POSKOTAKALTIMNEWS,
BALIKPAPAN: PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) meresmikan
tiga proyek besar di Ruang Meeting Handil Room, Balikpapan pada Senin
(8/7/2024).
Acara ini dihadiri oleh Wakil Kepala SKK
Migas, Shinta Damayanti, yang menegaskan pencapaian signifikan PHM dalam
mengatasi tantangan industri migas.
Shinta mengungkapkan bahwa proyek Bekapai
Artificial Lift, Peciko 8A, dan Peciko 8B kini telah beroperasi, menambah
jumlah proyek yang telah onstream hingga Juli 2024 menjadi tujuh dari target
lima belas proyek untuk tahun ini.
"Kita telah berhasil melewati berbagai
krisis, mulai dari pandemi COVID-19, rendahnya harga minyak, hingga resesi
dunia di tahun 2023," ujarnya.
Namun, Shinta juga menyoroti tantangan baru
yang muncul akibat peningkatan permintaan energi global pasca pemulihan dari
krisis COVID-19. Kenaikan permintaan ini memicu inflasi dan lonjakan harga
barang dan jasa.
Selain itu, situasi geopolitik dunia, termasuk
konflik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel, serta perang dagang antara Amerika
Serikat dan China, turut menambah risiko investasi.
Rencana strategis IOG 4.0 bertujuan untuk
mencapai target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030. Fokus
lainnya adalah meningkatkan nilai tambah dari kegiatan hulu migas dan
memastikan keberlanjutan lingkungan.
Pemerintah mendukung dengan kemudahan
perizinan dan insentif, menciptakan iklim industri yang lebih
atraktif.Investasi di industri hulu migas meningkat signifikan.
Untuk tahun 2024, target investasi mencapai
USD 16,1 miliar atau sekitar Rp 249 triliun, meningkat 17% dari tahun 2023 yang
mencapai USD 13,7 miliar atau sekitar Rp 212 triliun. Investasi ini akan
digunakan untuk proyek-proyek strategis nasional dengan total investasi
mencapai USD 43,57 miliar atau sekitar Rp 653,6 triliun.Mengoptimalkan Potensi
Lokal.
Shinta menekankan pentingnya daya saing
industri penunjang migas dalam negeri. "Dengan adanya lonjakan permintaan
energi, potensi anak bangsa untuk menjadi 'tuan di negerinya sendiri' sangat
besar.
Namun, dukungan terhadap pabrikan lokal harus
tetap memenuhi standar tepat waktu, mutu, dan biaya," jelasnya.
Pre-Supply Chain Management Summit yang baru
saja diadakan di Batam menjadi bagian dari upaya meningkatkan daya saing
industri penunjang migas lokal.
Kolaborasi dan sinergi antara pabrikan lokal
diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produk nasional.
Shinta berharap PHM dapat berbagi pengetahuan
dengan KKKS lain untuk keberhasilan proyek-proyek ini.
"Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat
menjadi tonggak pencapaian visi hulu migas, meningkatkan kerjasama, dan
memastikan tersedianya pasokan energi di Kalimantan Timur dan Indonesia secara
umum.
Semoga kerja keras ini tidak hanya memberikan
manfaat bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi warisan bagi masyarakat
sekitar dan bangsa Indonesia," pungkas Shinta.
Komitmen PHM untuk Masa Depan Migas General
Manager PHM, Setyo Sapto Edi, menegaskan komitmen PHM untuk terus menjalankan
operasi hulu migas yang selamat, efektif, unggul, dan ramah lingkungan.
"PHM berkomitmen untuk terus berinvestasi
dalam kegiatan pengeboran eksplorasi dan pengembangan lapangan migas untuk
menemukan sumber daya baru," jelas Setyo.
Proyek Bekapai AL berhasil diselesaikan dengan
total manhours sebanyak ±940.000 jam kerja selamat tanpa insiden.
Proyek Peciko 8B, yang meliputi pemasangan
Booster Compressor Package, Liquid Transfer Pump, dan Diesel Engine Generator
pada anjungan MWPA dan MWPB Platform di lapangan offshore Peciko, juga
merupakan bagian dari upaya PHM untuk meningkatkan produksi gas dan kondensat.
Dengan komitmen dan dedikasi tinggi, PHM terus
berupaya mempertahankan tingkat produksi dan mendukung ketahanan energi
Indonesia.(mid)