Meriah, Ratusan Peserta Didik di Kukar Ikuti Festival Tunas Bahasa Ibu

img

POSKOTAKALTIMNEWS, KUKAR : Ratusan peserta didik dari satuan pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kukar mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI). Festival tersebut digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar.

 

Kegiatan itu berlangsung selama dua hari, di Aula SMP Negeri Tenggarong. Memasuki tahap grand final, Selasa (2/9/2024) dilaksanakan di Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong. Adapun tujuan dari festival itu ialah, upaya pelestarian seni budaya (sastra) khususnya bahasa daerah Kutai.

 

Perwakilan Panitia Pelaksana FTBI Indra Meiliana mengatakan, FTBI ini digelar setiap tahun dan saat ini diadakan untuk tingkat Kabupaten. Antusias peserta sangat luar biasa, peserta didik Kukar masih banyak yang tertarik dalam melestarikan bahasa Kutai.

 

"Terlaksananya FTBI ini telah dilakukan berbagai persiapan, termasuk rapat dengan panitia, guru dan Kepala Sekolah masing-masing satuan pendidikan," kata Indra Meiliana

 

Dalam pelaksanaan FTBI itu, ada 7 jenis perlombaan yang dikemas diantaranya dongeng, lagu tingkilan, baca puisi, bertarsul, berpidato, ngarang kesah pendek (cerpen), dan belocoan (ngelawak). Semua kategori perlombaan tersebut menggunakan bahasa Kutai.

 

"Kita ingin anak-anak di Kukar ini bukan hanya cerdas dalam bidang akademik, tetapi mampu menguasa non akademik, sehingga dari FTBI ini dapat menumbuhkan insan yang berkualitas,” jelasnya.

 

Untuk mengikuti festival ini, pastinya pihak sekolah telah menyeleksi peserta didiknya yang memiliki potensi atau bakat dibidang tertentu. Berangkat dari potensi tersebut, bagi peserta didik yang terbaik nantinya akan dikirim ke Balai Bahasa untuk mengikuti selebrasi di Jakarta.

 

Ia menilai, Tunas Bahas Ibu itu harus dilindungi dan dikenalkan pada satuan pendidikan SD dan SMP. Karena pihak sekolah maupun siswa meneruskan atau melestaraikan bahasa ibu atau Kutai ini.

 

"Festival ini juga merupakan program rutin tahunan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)," ujarnya.

Dirinya berharap, para peserta didik yang mengikuti festival tersebut untuk dapat mengikutinya dengan baik. Putra putri daerah harus bangga dalam melestarikan bahasa daerahnya. Karena bahasa daerah merupakan identitas atau simbol bagi daerah itu sendiri. (adv/riz)