PTMB Pastikan Proyek Air Bersih Regional Balikpapan Tak Terpengaruh Pemangkasan Dana Pusat

img

POSKOTAKALTIMNEWS,BALIKPAPAN: Pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat tak menyurutkan langkah Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) untuk melanjutkan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional. Proyek strategis yang bertujuan menambah pasokan air bersih bagi warga Balikpapan ini dipastikan tetap berjalan berkat dukungan penuh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim).

Direktur Utama PTMB, Yudhi Saharudin, mengungkapkan bahwa pihaknya baru saja mengikuti rapat koordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim di Samarinda terkait kelanjutan studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek tersebut.

“Kami baru kemarin rapat di Samarinda bersama Dinas PU provinsi. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur optimistis tetap melanjutkan FS-nya,” ujar Yudhi.

Yudhi menjelaskan, proyek SPAM regional merupakan program Dinas PU Kaltim karena bersifat lintas wilayah. PTMB nantinya hanya akan berperan sebagai operator setelah sistem air baku selesai dibangun.

“SPAM regional itu proyek dari PU provinsi karena lintas wilayah. Jadi yang menentukan jalan atau tidaknya proyek ini adalah pemerintah,” terangnya.

Saat ini, kebutuhan air baku di Balikpapan mencapai 1.500 liter per detik, dengan pasokan berasal dari Waduk Manggar (1.100 liter/detik), sumber air Teritip (200 liter/detik), dan sumur dalam (200 liter/detik). Namun angka tersebut belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat, terutama dibandingkan dengan Samarinda yang sudah memproduksi 3.500 liter per detik namun tetap kekurangan.

Seiring pertumbuhan penduduk Balikpapan yang kini mendekati 900 ribu jiwa, keterbatasan pasokan air bersih semakin terasa. Karena itu, PTMB bersama pemerintah pusat, provinsi, dan kota terus berupaya menambah sumber air baku baru.

Beberapa alternatif yang tengah dijajaki antara lain SPAM Sepaku Semoi berkapasitas 1.000 liter per detik yang digarap Kementerian PUPR melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), serta percepatan pembangunan Embung Aji Raden yang diharapkan menambah pasokan hingga 200 liter per detik.

“Kami ini operator. Kalau air bakunya tidak ada, kami tidak bisa produksi. Karena itu kami mendorong agar pemerintah pusat, provinsi, dan kota bersama-sama memperhatikan kebutuhan Balikpapan,” tegas Yudhi.

Ia menambahkan, langkah-langkah tersebut sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan air bersih seiring meningkatnya jumlah penduduk dan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Dengan hadirnya IKN, permintaan air bersih pasti meningkat. Jadi sumber air baku baru harus segera disiapkan,” pungkasnya.(mid)