Bom Ikan Kembali Marak di Perairan Berau, Dinas Perikanan Perketat Pengawasan dan Ingatkan Keselamatan Nelayan

img

POSKOTAKALTIMNEWS, BERAU : Praktik penangkapan ikan menggunakan bahan peledak kembali mencuat di Kabupaten Berau. Plt Kepala Dinas Perikanan Berau, Maulidiyah, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya memperketat pengawasan di wilayah perairan, meski aksi pelaku bom ikan semakin licin menghindari patroli petugas.

 

“Beberapa bulan lalu, tepatnya Juni, sempat ada dua pelaku yang tertangkap. Untuk pengawasan, kami rutin patroli setiap tiga hingga empat hari dalam sebulan di wilayah 0–12 mil bersama provinsi Kaltim. Dua bulan terakhir ini memang belum ada temuan,” ujar Maulidiyah saat ditemui  baru-baru ini.

 

Ia menjelaskan, pelaku bom ikan kerap lebih lihai dalam membaca situasi lapangan.

 

“Mereka ini pintar memantau pergerakan kami. Karena itu, kadang kami juga harus menggunakan kapal nelayan untuk memantau aktivitas mencurigakan di laut,” tambahnya.

 

Meski demikian, Maulidiyah menegaskan bahwa pengawasan laut akan terus dijalankan.

 

“Kami tetap komitmen menjaga perairan dari praktik ilegal. Kami juga berharap nelayan dan masyarakat bisa membantu dengan melapor jika melihat aktivitas bom ikan,” tegasnya.

 

Selain masalah bom ikan, Dinas Perikanan Berau juga menyoroti keselamatan nelayan pasca insiden tenggelamnya kapal di perairan Talisayan beberapa waktu lalu. Menurut Maulidiyah, pihaknya selalu mengacu pada informasi cuaca dari BMKG sebelum memberikan izin melaut.

 

“Kami hanya mengizinkan nelayan melaut saat kondisi aman. Tapi kadang cuaca di laut bisa berubah tiba-tiba, seperti yang terjadi kemarin. Ombak besar datang mendadak saat subuh,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa setiap kapal nelayan sebenarnya sudah dilengkapi dengan peralatan keselamatan dan Vessel Monitoring System (VMS) yang bisa digunakan untuk mengirim sinyal darurat.

 

Namun, dalam kejadian terakhir, nelayan tidak sempat menekan tombol darurat karena situasi panik dan posisi alat berada di ruang nakhoda. pemasangan alat deteksi bencana di wilayah pesisir, Maulidiyah menyatakan hal itu sangat memungkinkan dilakukan.

“Semua tergantung kesiapan kita untuk menganggarkan. Ini penting untuk keselamatan nelayan, karena mereka adalah pahlawan kita yang menyuplai hasil laut untuk kebutuhan nasional,” pungkasnya. (sep/FN)