Pertamina Hulu Mahakam Catat Optimasi Biaya Melalui Penerapan Inovasi Teknologi
POSKOTAKALTIMNEWS.COM,
BALIKPAPAN-
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mencatat keberhasilan inovasi
teknologi pengeboran di Lapangan Peciko. Inovasi tersebut mengurangi durasi
pengeboran hingga 7 jam dan menghemat biaya hingga USD 59,000.
Pengeboran sumur PK-E17.G1 dilakukan
menggunakan rig AE-1. Pengeboran ini menjadi pengeboran pada Open Hole (OH)
section 6” tercepat di Mahakam offshore dengan kecepatan mencapai 31.79 m/jam.
Optimalisasi tersebut dicapai melalui inovasi
pemasangan 7-inch liner sepanjang 3.239 meter. Selain itu, pengeboran ini
menggunakan alat untuk memperbesar lubang (underreamer) sepanjang 3.085 meter
dan menjadi pengeboran terpanjang dengan ukuran lubang 8.5 inch x 9.5 inch.
Selain kesuksesan tersebut, pengeboran di
Lapangan Peciko juga mencatat rekor di sumur lainnya. Di PK-E3, PHM berhasil
menggunakan rasio jarak horizontal dan kedalaman vertical mencapai 2,5, rekor
rasio perbandingan terbesar pada sejarah offshore Mahakam. Pengeboran tersebut
berhasil mendapatkan target reservoir di zona dangkal (shallow zone) dalam
waktu 4,73 hari dengan aman dan selamat.
Sementara, sumur PK-E24.G1 dan PK-E25.G1 yang
merupakan sumur re-entry sidetrack di platform PK-E, berhasil melakukan dual
casing milling (pelubangan dua selubung) tercepat dalam sejarah Mahakam
Offshore. Kegiatan tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu 6,5 jam, 30 menit
lebih cepat dari dari waktu dual casing miling sebelumnya di Lapangan Peciko.
Pjs. General Manager PHM, Ferico Afrinas
mengatakan, Perusahaan mengimplementasikan metode Maxidrill, memanfaatkan
Rotary Steerable System (RSS) Bottom Hole Assembly (BHA). “Inovasi tersebut
dilakukan dengan penggunaan alat sesuai kondisi formasi dan optimalisasi
parameter drilling saat melakukan pengeboran sehingga berdampak pada performa
keseluruhan kegiatan pengeboran,” ujar Ferico.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia
(PHI), John Anis mengatakan, PHM berhasil menerapkan penggunaan teknologi yang
dapat meningkatkan keselamatan, kecepatan, serta mengurangi biaya pengeboran.
“Kami menerapkan praktik-praktik terbaik untuk mempertahankan tingkat produksi
dan menahan laju penurunan produksi alamiah dalam mendukung pencapaian target
produksi migas nasional,” kata John.(mid)