Raperda Pemajuan Kebudayaan di Titik Puncak

img

Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo didampingi Syarkowi, Yekti Utami, Sugiyono dan Syafril TH Noor saat memukul gong dibukanya uji publik Ranperda Pemajuan Kebudayaan.

POSKOTAKALTIMNEWS.COM, SAMARINDA- Perasaan lega, senang, campur bahagia terlihat jelas di wajah Ketua DKD ( Dewan Kesenian Daerah) Kaltim Syafrik TH Noor, karena perjalanan panjang merumuskan dan mengupayakan Peraturan Daerah yang berkaitan dengan hidup kehidupan kesenian di Kaltim, yang selama ini bisa dikatakan kurang mendapat tempat di kalangan birokrasi, akan berakhir dan kesenian di Kaltim akan semakin berkibar, setelah Perda Pemajuan Kebudayaan di ketok oleh politisi-politisi yang berkantor di Karang Paci Samarinda.

Kebahagiaan dan harapan besar Ketua DKD Kaltim itu, tak lepas saat anggota DPRD melaksanakan uji publik atas Ranperda Pemajuan Kebudayaan di Hotel Blue Sky Balikpapan Sabtu (12/11) kemarin.

"Bahagia dan lega rasanya, sebab perjuangan untuk melahirkan Perda yang berkaitan erat dengan kesenian, segera di ketok anggota DPRD Kaltim. Perjuangan ini memerlukan waktu yang panjang bahkan hampir 5 tahun. Saya sempat pesimis karena 5 tahun lalu, Raperda yang kami ajukan sempat ditolak anggota DPRD dan diminta untuk ke Gubernur saja," kata Syafril TH Noor disela-sela acara.

Namun, tambah Syafril persoalan itu kembali menciptakan rasa optimis,  saat bertemu dengan Syarkowi V Zahri, politisi Golkar yang siap untuk membantu merealisasikan keinginan DKD Kaltim. Gayungpun bersambut.

"Kami pengurus DKD secara intens bertemu dengan Syarkowi, berbicara, diskusi setiap saat tak kenal ruang dan waktu bahkan soal finansial, merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan kesenian," ungkap Syafril yang juga  wartawan senior dan budayawan Kaltim itu.

Diakui Syafril, pertemuan perbincangan dan diskusi yang panjang selama lebih kurang 5 bulan belakangan ini, ternyata membawa manfaat besar bagi kehidupan seni di Kaltim masa depan.

"Ranperda Kesenian yang kemudian berubah menjadi Perda Pemajuan Kebudayaan yang sebentar lagi disahkan, tentunya akan membawa perubahan yang signifikan di kalangan pekerja seni," tegas Syafril.

Sementara itu Angota DPRD Kaltim Sarkowi V Zahri sendiri, mengakui bahwa persoalan seni perlu diperhatikan, karena seni atau kebudayaan tidak akan bisa lepas dari adat budaya masyarakat Indonesia yang heterogen.

"Ragam seni yang ada di pesisir, daratan, pedalaman dan kesenian keraton, sangatlah menawan dan menjadi kekayaan budaya di Indonesia. Dan ini harus di apresiasi tidak hanya kalangan seniman saja, melainkan seluruh lapisan masyarakat serta juga kalangan politisi," ujar Syarkowi.

Ditambahkan Syarkowi, awal-awalnya Perda yang   kami bahas adalah Perda  Kesenian, namun seiring sejalan berkembang menjadi Pemajuan Kebudayaan.

" Tidak apa-apa berkembang menjadi Perda Pemajuan Kebudayaan yang ruang lingkupnya lebih luas, yang penting unsur seni tercakup didalamnya dan akan diikuti Pergub (Peraturan Gubernur)," papar Syarkowi politisi kawakan Golkar itu.

Syarkowi juga menyinggung dengan adanya Perda tersebut, maka bisa dikatakan parameter budget untuk kebudayaan dan kesenian ada dalam APBD.

"Apalagi sebentar lagi ibukota negara akan pindah ke Kaltim, maka peluang untuk mengembangkan seni dan budaya di Kaltim, semakin jelas tampak di depan mata, karena kita bisa mengisi acara-acara yang dilaksanakan di IKN tersebut. Ini peluang yang besar dan tak bisa kita pungkiri," tegas Syarkowi.

Dalam uju publik yang berlangsung di Blue Sky Balikpapan itu, anggota DPRD Kaltim tampak Sigit Widodo, Senoaji, Elly Hartati Rasyid, Rima Hartat, Maskyur Sarmian, Puji Hartadi serta tak ketinggalan Sekretaris DPRD Kaltim Ramadhan  dan Ketua DPRD Samarinda Sugiyono.(hsn)